Minggu, 11 Maret 2012

“Artikel Psikologi Hewan”


Psikologi perilaku pada hewan antara induk-keturunannya
Beberapa studi memperlihatkan bahwa interaksi sosial yang terjadi antara induk-keturunan selama periode krisis menjadi kunci perkembangan perilaku yang normal. Seorang psikolog Harry Harlow mencoba bayi rhesus monyet dengan menggunakan dua pengganti “ibu”. Satu ibu dibuat dari kain lembut yang didalamnya ada kawatnya. Sedangkan yang ibunya yang lain terbuat dari kawat saja. Sang bayi ternyata lebih memilih ibu yang terbuat dari kain lembut meskipun yang menyajikan makanan dalag ibu yang terbuat dari kawat. Sang bayi memilih hubungan yang lebih dari pada hanya hubungan makanan, meskipun keduanya akan mempengaruhinya sebagai lingkungan sosial. Jika sang bayi sangat merasa kekurangan kontak sosial dengan induknya, maka ia akan tumbuh secara tidak normal. Lebih besar perasaan kehilangan pada sang bayi, maka akan lebih besar pula kelainan sang bayi dalam perilaku sosial ketika hidup semakin tumbuh menjadi anak-anak dan dewasa.
Seorang ahli perilaku hewan berkebangsaan jerman Konrad Lorenz berhasil menunjukkan fenomena ini. Apa yang pertama kali dilihat oleh burung ketika menetas itulah yang akan diikuti dan akan mengikuti perilaku sosial dari apa yang diikutinya. Lorenz  menetaskan telur angsa kemudian ia menampakkan dirinya sebagai model imprinting bahwa dialah yang bertindak sebagai ibu adri sang angsa. 
Penelitian Herry Harlow terhadap bayi manusia mengungkapkan bahwa kehadiran “figure/tokoh ibu” sangat diperlukan bagi sang bayi dan anak-anak untuk pertumbuhan yang normal dan perkembangan psikolognya. Hal ini juga berlaku terhadap hewan yang juga sangat memerlukan “figure/tokoh ibu” dalam perkembangan psikolognya.
Peneliti akhir-akhir ini juga telah mengungkap tentang pentingnya kebutuhan biologis antara ibu-anak untuk merangsang hubungan antara ibu-anak dalam masa awal hidupanya.
Seekor induk tikus betina menjilati anaknya ketika lahir yang dijilati akan memperoleh peningkatan berat badan dengan lebih cepat. Penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan interaksi sosial yang normal diantaranya melalui sentuhan dan aspek-aspek lain akan menjadi dasar bagi otak untuk menentukan hubungan antara orang tua-anak yang berpengaruh terhadap perkembangan fisik, demikian juga dengan perkembangan tingkah lakunya.
Selain filial imprinting, dikenal juga sexual impriting. Sexual imprinting adalah proses-proses yang dipelajari oleh individu untuk mengarahkan perilaku sexualnya dalam kelompok spesiesnya. Penelitian cross-fostering (ibu asuh) yang dilakukan dimana suatu individu dibesarkan oleh orang tua asuh/induk yang bukan spesiesnya, memperlihatkan bahwa imprintingnya juga akan muncul pada awal-awal kehidupannya. Pada kebanyakan burung yang perkembangannya diasuh oleh induk lain, pada saat dewasa akan mencoba kawin dengan anggota spesies induk yang mengasuhnya (foster spesies).
Hewanpun perlu waktu untuk bermain
Dengan lebih akurat mengkarakterisasi bermain dan mengamati seluruh kerajaan hewan, maka manusia lebih bisa memahami diri mereka sendiri. Melihat seorang anak kecil atau seekor anjing sedang bermain bukan pemandangan yang asing. Tapi bagaimana dengan kura-kura atau bahkan tawon?
Ternyata, mereka pun senang bermain.
Bahkan, menurut Gordon Burghardt, seorang profesor psikologi di Universitas Tennessee, Knoxville, banyak hewan – bukan hanya anjing, kucing, dan monyet memerlukan  sedikit waktu untuk bermain.
“Saya mempelajari perilaku reptil bayi dan remaja selama bertahun-tahun dan tidak pernah melihat apa pun yang saya pikir sebagai bermain. Lalu suatu hari tanpa sengaja saya melihat Pigface, kura-kura bercangkang lembut Nil, memukul-mukul bola basket di Kebun Binatang National, Washington, DC. Saya menyadari reptil juga senang bermain,” kata Burghardt.
Pada artikel yang berjudul “Resess,” Burghardt menyoroti lima kriteria bermain. Burghardt menjadi salah satu peneliti pertama yang mendefinisikan “bermain” pada manusia dan juga pada spesies yang tidak diduga sebelumnya mampu bermain, seperti ikan, reptil dan invertebrata. Topik yang diangkat dalam artikel Burghardt muncul dalam buku, “The Genesis of Animal Play — Testing the Limits.”
Burghardt meringkas lima kriteria dalam satu kalimat: “Bermain adalah perilaku berulang yang tidak sepenuhnya fungsional dalam konteks atau dalam usia, yang mana hal itu dikerjakan dan dimulai secara sukarela ketika hewan atau orang berada dalam keadaan santai atau stres-rendah.”
Menurut Burghardt, dengan lebih akurat mengkarakterisasi bermain dan mengamati seluruh kerajaan hewan, maka manusia lebih bisa memahami diri mereka sendiri.
“Pada hewan, kita dapat mengevaluasi lebih cermat peran bermain dalam pembelajaran keterampilan, menjaga kebugaran fisik dan mental, meningkatkan hubungan sosial dan seterusnya daripada yang kita bisa dalam masyarakat,” kata Burghardt. “Kami kemudian dapat mengembangkan ide ini dan menerapkannya kepada manusia untuk melihat apakah dinamikanya juga sama pada pekerjaan. Sebagai contoh, peran bermain dalam mengurangi efek dari gangguan perhatian defisit hiperaktif pada anak-anak yang sedang dikaji berdasarkan penelitian pada tikus.”
Bermain telah membantu terapi bagi anak-anak yang mengalami gangguan. Selain itu, studi-studi sedang berlangsung pada peran aktif manfaat dan secara intelektual merangsang kesenangan bagi para pensiunan. Demikian pula, pekerjaan yang menyerupai bermain sangat didambakan oleh manusia.
“Anak-anak dan orang dewasa sering ingin melakukan aktivitas menyenangkan diri dan akan bekerja keras untuk memiliki kesempatan melakukannya. Bagi orang-orang yang paling beruntung, pekerjaan mereka adalah bermain itu sendiri jika memenuhi lima kriteria,” kata Burghardt.
Penelitian Burghardt mengilustrasikan bagaimana bermain telah tertanam dalam biologi spesies, termasuk di dalam otak. Bermain, sebanyak psikologi hewan termasuk emosi, motivasi, persepsi dan kecerdasan, merupakan bagian dari sejarah evolusi mereka dan bukan hanya perilaku acak yang tak berarti, katanya.
“Bermain merupakan bagian integral dari kehidupan dan dapat membuat hidup menjadi berharga.”

Jumat, 06 Januari 2012

SUKSESI


By : Kelompok 12 (Indah, yusron)

            Suksesi sebagai perkembangan ekositem yang tidak seimbang menuju ke ekosistem yang seimbang. Suksesi terjadi akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi seksesi yaitu :
Ø  Iklim
Ø  Topografi
Ø  Biotik
Macam-macam suksesi yaitu :
1.      Suksesi primer terjadi pada tempat-tempat yang baru terbentuk misalnya Abu vulkanik
2.      Suksesi sekunder terjadi terhadap suatu komunitas yang kerusakannya tidak secara total
3.      Suksesi autogenik terjadi akibat modifikasi variabel-variabel intrinsik
4.      Seksesi autotropik terjadi apabila jaring-jaring makanan bergantung pada organisme
5.      Suksesi heterotropik terjadi apabila jaring-jaring makanan tergantung pada pembentukan bahan-bahan organik
Tahap-tahap suksesi yaitu :
1.      Tahap kolonisasi
2.      Tahap modifikasi tempat
3.      Tahap peningkatan variabilitas ruang
Tipe-tipe suksesi yaitu :
Ø  Hidrosere
Ø  Xerosere
Proses suksesi yaitu :
Ø  Nudasi merupakan terbukanya atau hancurnya alam akibat beberapa faktor diantaranya adalah banjir dan kebakarang hutan.
Ø  Invasi merupakan mulai masuknya spesies-spesies baru
Ø  Kompetisi dan reaksi merupakan mulai tumbuh berbagai spesies
Ø  Stabilitas dan klimak merupakan mulai terjadi proses komunitas baru dan mulai kembali kekondisi semula.
Klimak merupakan fase kematangan yang final, stabil memelihara diri dan bereproduksi sendiri dalam suatu perkembangan vegetasi dalam suatu iklim.
Dari presentasi ini terdapat beberapa pertanyaan yaitu :
1.      Intan
Apa penyebab terjadinya suksesi?
Jawab : penyebabnya bisa diakibatkan secara alami contohnya : longsor, gunung meletus, banjirndan secara buatan contohnya : pertambangan, kebakaran hutan, penebangan hutan.
2.      Lutfidah
Perbedaan nudasi dan invasi itu apa?
Jawab : nudasi merupakan terbukanya atau hancurnya alam akibat beberapa faktor diantaranya adalah banjir dan kebakarang hutan. Sedangkan invasi merupakan mulai masuknya spesies-spesies baru.
3.      Fauzi
Berapa lama proses suksesi dapat terbentuk? Dan apa faktor-foktornya?
Jawab : lamanya suksesi tergantung keparahan lahan dan juga tergantunng dengan iklim, biotik, topografi.
4.      Bahrul
Dari macam-macam suksesi yang paling banyak menghasilkan organisme baru adalah?
Jawab : suksesi primer karena dimulai oleh tumbuhan kerak yang akan menyuburkan tanah dan menyubutkan tumbuhan lain. Tetapi menurut pak husamah semua tergantung dengan kurusakan lahan, semakin rusak lahan maka suksesi yang diperlukan juga berberda dengan lahan yang kerusakannya sedikit. 
5.      Hasan
Bagaimana mengatasi agar suksesi tidak terhambat?
Jawab : dengan cara memenuhi kebutuhan air sehingga tumbuhan cepat tumbuh serca penyinaran yang yang baik
6.      Qori
Ekstrinsisk itu apa saja contohnya? Dan bagaiman mulai dari suksesinya?
Jawab :  air, udara contohnya : hutan daratan rendah yang terendam karena naiknya air tanah.

Presentasi kelompok ini cukup baik tetapi pemateri sepertinya kurang memahami isi dari materi yang dipresentasikan dan banyaknya sanggahan dari bapak husamah sendri. Sedangkan audien sudah baik hal ini terlihat dari munculnya banyak pertanyaan dari audien.  Diharapkan presentsi selanjutnya lebih baik lagi.

EKOSISTEM AQUATIK


By : Kelompok 11 (Lely, Lutfidah, Bahrul)

A.    Ekosistem Hutan pantai
Hutan pantai berdasarkan susunan vegetasinya dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Formasi pescaprae
2.      Formasi barringtonia
B.     Ekosistem Rawa
Rawa adalah lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus/terjadi secara musiman. Jenis-jenis rawa diantaranya adalah :
Ø  Hutan rawa air tawar
Ø  Hutan rawa gambut
Ø  Rawa tanpa hutan
C.    Ekosistem Mangrove
Mangrove adalah komunitas vegetasi mayoritas pesisir pantai di daerah tropis/ sub-tropis. Fungsi tumbuhan mangrove antara lain :
Ø  Ekologis : untuk tempat aneka hewan laut dll.
Ø  Ekonomi : penghasil industri, penghasil keperluan rumah tangga, sebagai pariwisata dll.
D.    Ekosistem Air Tawar
Ciri- ciri ekosistem air tawar yaitu variasi suhu tidak mencolok, kadar garam rendah dll. Ekosistem air tawar dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Lentik yaitu keadaan airnya tidak mengalir contoh : danau, kolam
2.      Lotik yaitu keadaan airnya yang mengalir contoh : sungai
E.     Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai diantaranya adalah :
Ø  Ekosistem pantai karang
Ø  Ekosistem pantai berpasir
Ø  Ekosistem pantai berlumpur
Tipe-tipe karang yaitu :
Ø  Karang tepi
Ø  Karang penghalang
Ø  Karang cincin
F.     Ekosistem Laut
Ekosistem laut dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Laut pelagis yaitu ekosistem laut yang tidak dekat dengan laut bagian bawah/dekat dengan pantai, kedalaman 1.300.000 M³
2.      Laut dalam yaitu ekosistem laut dalam merupakan habitat paling luas dimuka bumi ini dengan kedalaman 700-1000 M.
Bentos merupakan organisme yang tinggal didasar laut. Macam-macam bentos yaitu:
Ø  Bentos benting benua contohnya : kerang, bulu babi, bintang laut
Ø  Bentos laut dalam contohnya : teripang, kerang-kerangan, anemon laut, cacing.
Dalam presentasi ini terdapat beberapa pertanyaan yaitu :
1.      Alif
Jelaskan karakteristik laut dalam?
Jawab : mempunyai kedalaman 700-1000 m, tidak terjangkau matahari, temperatur yang sangat dingin, tekanan udara yang sangat tinggi, tekanan air sangat tinggi, hanya terdapat hewan predator seperti ikan Hiu.  
2.      Eko
Jelaskan tentang terumbu karang itu apa dan terbuat dari apa?
Jawab : Terumbu karang merupakan suatu organisme yang hidup didasar laut perairan dangkal didaerah sub-tropis. Susunan terumbu karang yaitu kalsium karbonat dan dari batu-batuan kapur.
3.      Ayu
Pada ekosistem air tawar unsur hara yang paling banyak terdapat pada lentik atau lontik?
Jawab : paling banyak terdapat pada lentik karena merupakan ekosistem yang tenang dan tidak berarus sehingga.
4.      Intan
Pada ekosistem pantai biota laut yang paling banyak terdapat pada apa?
Jawab : biota laut paling banyak terdapa pada pantai karang karena terdapat banyak karang yang merupakan tempat tinggal sebagian besar biota laut diantaranya adalah tempat sembunyi bulu babi, sebagai tempat tinggal ikan-ikan kecil dll.
5.      Susi
Jelaskan ekosistem pelagis?
Jawab : Laut pelagis merupakan laut terbuka yang menempati 1.300.000 m³, rata-rata kedalaman 3,68 km, kedalaman maksimal 11km.

Pesentasi kelompok 11 sudah baik karena pemateri sudah cukup memahami materi yang disampaikan begitu pula dengan audien sudah lebih banyak yang mendengarkan dan respon dari audien kepada kelompok 11 sudah baik dengan adanya beberapa pertanyaan serta sanggahan dan penambahan dari bapak Husamah S,pd. Pada presentasi selanjutnya diharapkan lebih baik lagi.


METODE ANALISIS VEGETASI


By : Kelompok 8 ( Qory, Septi, Dias )
Kelompok ini dalam presentasinya menyampaikan materi tentang analisis vegetasi yang meliputi beberapa materi yaitu :
A. Analisis vegetasi
1)  Metode destruktif
2)  Metode nondestruktif
3)  Metode floristik
4)  Metode non floristik
B. Tehnik  pencuplikan
1)  Kuadrat
2)  garis
3)  titik
4)  kuarter
5)  teknik ordinasi
C. Mengenal macam-macam peta vegetasi
D. Membuat kurva luas minimum
E. Menghitung kerapatan, frekuensi, penutupan (coverage), dominansi dan  indeks nilai penting
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Analisis vegetasi adalah suatu studi untuk mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi.
Dalam presentasi ini ada beberapa pertanyaan yaitu :
1.      Risma
Sebutkan yang dimaksud semai, pancang, tiang, dan terna! Sebutkan pula contohnya!
Jawab : semai merupakan permudaan dari kecambah anakannya kurang dari 1,5 meter, contohnya tumbuhan yang masih kecil. Pancang adalah permudaan dengan tinggi 1,5 meter diameter anakannya 10 cm, contohnya adalah ceres. Tiang merupakan pohon muda dengan diameter 10 cm sampai 20 cm, contohnya adalah mangga dan jati. Sedangkan terna merupakan tumbuhan herbal seperti sirih.

2.      Hani
Sebutkan rumus dominansi !
Jawab : Yang initinya mencari 3 macam dominansi, yaitu Ds, Dm, dan Dr, setelah itu baru mencari Dtot setelah mendapatkan Dtot yang terakhir baru mencari Drj. Dari rumus-rumus tersebut kita dapat memperoleh contoh dominansi.
3.      Hasan Ibrahim
Metode destruktif untuk memahami jumlah materi organik yang dihasilkan komunitas, maksudnya itu apa?
Jawab : materi organik merupakan berat biomassa, contohnya berat daun, luas basah atau kering. destruktif itu artinya merusak obyek yang diteliti contohnya seperti di padang rumput. Dalam satu petak biomassanya, berat basah atau keringnya berapa, dari perbedaan itu bisa ditentukan baik tidaknya, sehingga lebih sederhana perlakuannya.
4.      Yulius Susanto
Dalam membuat kurva, yang dihitung pohon tertentu atau semua pohon?
Jawab : tergantung dari jenis yang diamati.
Presentasi kelompok ini sudah bagus dalam penyampaian materi meskipun masih sedikit kurang lancar dalam penyampaian materinya. Dalam menjawab pertanyaan sudah cukup bagus tetapi ada pertanyaan yang jawabannya salah sehingga perlu diperbaiki oleh bapak husamah. Semoga presentasi selanjutnya lebih baik lagi. 

KOMUNITAS ( VEGETASI )


By : Kelompok 7 (Hani, Puri)
Dalam presentasinya kelompok 7 membahas tentang komunitas (vegetasi) yang didalamnya meliputi :
A.  Konsep dasar komunitas (vegetasi)
1)  Formasi
2)  Assosiasi
3)  Ekotone
B.  Interaksi dalam komunitas
C.  Karakteristik komunitas tumbuhan
1)  Keanekaragaman
2)  Struktur dan komposisi komunitas
3)  Dominansi
komunitas secara umum adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang saling berinteraksi dan tinggal di suatu habitat. Parameter vegetasi yang umum diukur yaitu dengan :
1. Densitas (kerapatan),
2. Dominansi,
3. Frekuensi (kekerapan),
4. Indeks Nilai Penting (INP).
Dalam presentasi ini ada beberapa pertanyaan yaitu :
1.      Alif
Apa yang dimaksud dengan pandangan individualisme dan organisme?
Jawab : pandangan organisme adalah suatu komunitas yang dianggap sebagai super, bahwa tumbuhan dianggap mampu melakukan reproduksi secara fungsional. Sedangkan pandangan individualisme yang dikembangkan oleh seorang ahli menekankan bahwa suatu komunitas tidak perlu mencapai suatu komposisi yang seharusnya. intinya pandangan organisme menekankan hanya pada komunitas saja, sedangkan pada pandangan individualisme lebih menekankan hanya pada spesiesnya saja.

2.      Lely
Apa yang mendasari pandangan indivualisme dan organisme tersebut?
Jawab : hal tersebut dapat terjadi karena banyaknya tanggapan setiap spesies terhadap kondisi fisika, kimia, maupun biotik atau terhadap spesies dan komunitas sehingga timbul kedua pandangan Dalam menjawab menyampaikan materi diawal presentasi maupun dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh audience, mereka terkesan kurang mendalami atau menguasai. Mereka juga seperti main-main kurang serius dalam menyampaikan materi. Jadi, para audience pun juga kurang bersemangat dalam memberikan pertanyaan maupun tanggapan. Diharapkan untuk kelompok ini pada presentasi berikutnya untuk lebih baik dan lebih memahami materi yang disampaikan, agar mereka di depan juga lebih dihargai.
Presentasi kelompok 7 sudah baik tetapi penyampaian materi yang kurang dimengerti oleh audien sehingga banyak audien yang masih bingung terhadap materi yang disampaikan dan terkesan kurang siap dalam presentasi. Dalam menjawab pertanyaan kelompok 7 juga masih bigung sehingga penanya kurang puas dengan jawaban yang disampaikan oleh pemateri. Diharapkan pada presentasi selanjutnya akan lebih baik lagi  dalam penyampaian materi juga dalam menjawab pertanyaan.

Senin, 26 Desember 2011

LINGKUNGAN BIOTIK DAN ABIOTIK, FAKTOR EDAFIK (TANAH)


By : kelompok 5 (Ayu, Resta, Tatik)

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.. Tanah memiliki banyak sekali jenis antara lain:
1. Tanah Humus Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
2. Tanah Pasir Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
4. Tanah Podzolit Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
6. Tanah Laterit Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
8. Tanah Gambut / Tanah Organosol Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
Faktor-Faktor Pembentukan Tanah

Faktor-faktor yang menentukan pembentukan tanah adalah sebagai berikut :
1.                  Ikllim
2.                  Batuan Induk
3.                  Vegetasi
4.                  Relief (tinggi rendahnya permukaan)
5.                  Manusia
6.                  Waktu

Fungsi Tanah
1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
4. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
Dua Pemahaman Penting tentang Tanah:
1.Tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, dan 
2.Tanah juga berfungsi sebagai pelindung tanaman dari serangan hama & penyakit dan dampak negatif pestisida maupun limbah industri yang berbahaya.
Profil Tanah
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid (Buckman, 1982). Batas lapisan dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Dalam pengamatan di lapangan ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini dibedakan kedalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm), jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih dari  12,5 cm). disamping itu entuk topografi dari batas horison tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus (Foth, 1988).
Dari presentasi kelompok 5 ada beberapa pertanyaan yang diajukan mahasiswa yaitu :
1.      Yusro
jenis tanah mana yang baik untuk pertanian, serta dalam tanah tersebut terkandung apa saja sehingga bisa membuat subur atau baik bagi pertanian? Lebih subur mana tanah vulkanik dengan tanah humus?
Jawab : Tanah yang baik bagi pertanian adalah tanah humus, karena tanah humus banyak mengandung oksigen (O2) dan mikroba. Tanah vulkaniklah yang paling subur, sebab tanah vulkanik mengandung materi daru gunung berapi itu bila dilihat dari tingkatannya. Tetapi pak husamah menambahkan bahwa kesuburan tanah tergantung dengan jenis tanamannya. Contohnya : tanaman yang berada ditanah pegunungan tidak akan bisa tumbuh ditanah pantai.
2.      Fateh
Mengapa unsur hara dalam tanah bisa berkurang? apa saja penyebabnya?
Jawab : Tanah dipakai secara terus-menerus jadi membuat unsur hara dalam tanah berkurang, oleh karenannya biasanya petani member pupuk biar tanah kembali seperti semula. Tambahan dari Pak Husamah, bahwa perbedaan Janis tanah itu dipengaruhi oleh sejarah pembentukan, unsure pembentukan, serta suhu.
3.      Eko
Perbedaan tempat dapat menimbulkan perbedaan jenis tanah pula, apa yang dapat mempengaruhi hal demikian
Jawab : Hal ini dipengaruhi oleh ketinggian, suhu, serta kelembaban. Misalnya saja pada daerah di dataran rendah tanahnya berpasir, kering hal ini dikarenakan intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi. Sedangkan daratan tinggi tanahnya banyak mengandung humus serta alluvial. Sedangkan gurun itu tidak tergantung dari tinggi rendahnya tempat, tapi dipengaruhi oleh lamanya penyinaran. Pendapat dari Pak Husamah, bahwa faktor air, air akan melarutkan serta bisa membawa unsur hara yang ada pada tanah, pemakaian terus-menerus, pupuk yang diberikan juga berpengaruh, jenis tanaman yang akan ditanam, serta suhulah yang paling berpengaruh.
Presentasi kelompok 5 sudah cukup baik dalam penyampaian materinya namun kelompok 5 masih terkesan lebih banyak membaca dari pada menjelaskan isi dari materi yang dipresentasikan. Kelompok ini juga kurang kompak dan terkesan kurang memahami materi yang disampaikan hal ini terlihat jelas pada saat meraka menjawab pertanyaan salah satu diantara mereka berbeda pendapat dalam menjawab pertanyaan. Hal ini seharusnya tidak terjadi didalam kelompok karena dalam suatu kelompok yang sangat dibutuhkan adalah kekompokan. Audiennya banyak yang tidak memperhatikan mungkin dikarenakan penyampaian materi yang terlalu monoton atau terkesan lebih banyak membaca sehingga membuat audien merasa bosan. Semoga pada presentasi selanjutnya audien lebih memperhatikan pemateri didepan dan untuk pematei dharapkan lebih menguasai materi yang akan disampaikan sehingga tidak terjadi perbadaan pendapat didalam kelompok.

POPULASI


By : Kelompok 6 (Risma, Yessi, Nana)

Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah.
Konsep taksomis adalah pengelompokan organisme berdasarkan kesamaan ciri fisik tertentu. Dalam penyebutan organisme sering dipergunakan istilah taksa apabila tingkatan taksonominya belum diketahui. Unit terkecil dalam taksonomi adalah spesies, sedangkan unit tertinggi adalah kingdom.
Ekotipe adalah bagian dari populasi suatu jenis yang menunjukan ciri-ciri morfologi kimia, atau fisiologi yang mantap dan agaknya diatur oleh faktor-faktor genetika yang berkorelasi dengan keadaan ekologi tertentu. Ekotipe merupakan bentuk genetik dari suatu jenis dalam suatu populasi sebagai hasil adaptasinya terhadap lingkungan peralihan antara 2 atau lebih komunitas yang berbeda.

Ciri-Ciri Dasar Populasi         
          1.ciri- ciri biologi
a. Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang sifatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur)
b. Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua  = senessens, dan mati)
c. Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan  lingkungan
d. Mempunyai hereditas
e. Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditaa oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan keturunanuntuk waktu yang lama.
2. ciri- ciri statistik
a. Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
b. Sebaran (agihan, struktur) umur
c. Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen)
d. Dispersi(sebaran individu intra populasi
Karakteristik populasi
1.    Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya
            Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang (area), yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu dan biomasa persatuan luas, persatuan isi( volume) atau persatuan berat medium lingkungan yang ditempati.
2.    Natalitas
            Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau untuk meningkatkan jumlahnya, melalui produsi individu baru yang dilahirkan atau ditetaskan dari teliu melalui aktifitas perkembangan. Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
A.    fertilitas
tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan.
B.    fekunditas
tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru.
3.    Mortalitas
Menunjukkan kematian individu dalam populasi. Juga dapat dibedakan dalam dua jenis yakni:
A.    mortalitas ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni,matinya individu            
     dibawah kondisi lingkungan tertentu.
B.    mortalitas minimum(teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi lingkungan      
      yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua.
4.    Emigrasi, imigrasi dan migrasi.
 Ketiga istilah diatas bersangkut paut dengan perpindahan.
·    Emigrasi  : perpindahan keluar dari area suatu populasi.
·   Imigrasi   : perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan  mengakibatkan meningkatkan kerapatan
·   Migrasi   : menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan kembali dari populasi.
5.    Distribusi Individu dalam Populasi
Distribusi individu dalam populasi, sering kali disebut sebagai dispersi atau pola penjarakan (pola penyebaran) secara umum dapat di bedakan atas 3 pola utama yaitu:
1.    Acak (Random)
2.    Teratur (Seragam, unity):
3.    Mengelompok (Teragregasi, Clumped)
6.    Pertumbuhan Populasi
Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dar laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi.
Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk pertumbuhan eksponensial ( dengan bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S).
1.    Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa da persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.
2.    Pertumbuhan Sigmoid
Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase keseimbangan).
Pengertian Jenis Endemik dan Kosmopolit
Endemik adalah Endemisme dalam ekologi adalah gejala yang dialami oleh organisme untuk menjadi unik pada satu lokasi geografi tertentu, seperti pulau, lungkang (niche), negara, atau zona ekologi tertentu. Jenis endemik adalah jenis yang ditemukan secara eksklusif pada suatu lokasi yang memiliki sifat-sifat spesifik, misalnya tanah serpentin ( tanah yang morfologinya berasal dari batuan ). Sedangkan jenis kosmopolit merupakan kebalikan dari jenis endemik. Artinya dapat ditemukan di tempat luas. Istilah endemik biasanya digunakan untuk daerah yang secara geografi terisolasi. Sementara kosmopolit adalah terdapat diberbagai tempat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persebaran jenis endemik dan kosmopolit seperti keadaan iklim yang mencakup curah hujan, suhu, jenis tanah dan topografi.
Penyebaran populasi
Penyebaran secara teratur (regular dispersion) dengan individu – individu yang kurang lebih berjarak sama satu dengan yang lain, jarang terdapat di alam, tetapi umumnya di dalam suatu ekosistem yang dikelola, dan disini tanaman atau pohon memang sengaja datur seperti itu yaitu jarak yang sama untuk menghasilkan produk yang optimal (Setiono, 1999).
Penyebaran acak (random dispersion) juga sangat jarang terjadi dialam. Penyebaran semacam ini biasanya terjadi apabila factor lingkunganya sangat seragam unuk seluruh daerah dimana populasi berada, selain itu tidak ada sifat – sifat untuk berkelompok dai organisme tersebut,, dalam tumbuhan ada bentuk – bentuk organ tertentu yang menunjang untuk terjadinya pengelompokan tumbuhan (Azhari, 2007).
Penyebaran secara merata, umum terdapat padaa tumbuhan. Penyebaran seacam ini terjadi apabila adapersaingan yang kuat diantara individu – individu dalam populasi tersebut. Pada tumuhan misalnya untuk mendapatkan nutrisi dan ruang (Lestari, 2001).
Penyebaran secara berkelompok (clumped dispersion) dengan individu – individu yang bergerombol dalam kelompok – kelompok adalah yang paling umum terdapat dialam, terutama untuk hewan (Hastuti, 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran populasi
1.      Distribusi sumberdaya
2.      Perilaku sosial (pada hewan)
3.      Suhu
4.      Kelembaban
5.      Cahaya
6.      Struktur tanah dan nutrient
7.      Kimia air, pH, dan salinitas
8.      Aliran air, O2, dsb.
Pada presentasi ini ada beberapa pertanyaan yang ditanyakan oleh mahasiswa diantaranya adalah :
1.      Yusron : Apa yang dimaksud dengan jenis endemik dan kosmopolik dan berikan contohnya?
Jawab : Jenis endemik adalah jenis yang ditemukan secara eksklusif pada suatu lokasi yang memiliki sifat-sifat spesifik contohnya bunga bangkai yang hanya ditemukan diindonesia. Sedangka jenis kosmopolik adalah jenis yang keberadaannya secara luas contoh : spesies burung yang ditemukan diberbagai daerah
2.      Chiko : Jelaskan tentang faktor abiotik? Dan dari faktor abiotik tersebut apa yang paling berpengaruh?
Jawab : Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang mempengaruhi penyebaran populasi yang diantaranya adalah Iklim, relief, kondisi tanah, suhu, ph dll. Dan yang paling berpengaruh dalam penyebaran populasi adalah iklim.
3.      Susi : Jelaskan tentang pengertian fertilisasi dan fekunditas?
Jawab : Fertilitas adalah tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan. Sedangkan fekunditas adalah tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru.
Presentasi kelompok 6 dalam penyampaian materi sudah cukup bagus tetapi terkadang masih membaca. Sedangkan untuk audiennya sudah lebih banyak yang mendengarkan dari pada yang berbicara sendiri hal ini perlu ditingkatkan lagi pada presentasi-presentasi berikutnya sehingga tercipta suasana yang nyaman dalam diskusi kelas. Tetapi masih ada yang kurang memperhatikan sehingga pemateri harus mengulangi penjelasannya contohnya chiko yang masih bertanya tentang pengertian faktor abiotik dan contoh-contohnya padahal pemateri sudah menjelaskan dengan sangat jelas mengenai hal tersebut. Kejadian seperti ini seharusnya kita buat sebagai intropeksi diri agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.